Pria Tangguh Itu Bernama Zulham Efendi


Dialah yang berkunyah Abu Faturrahman Al Ghozi merujuk pada nama putra kami yang ketiga,nama itu cukup di kenal di era tahun 90 an,pemilik nama asli ini adalah salah satu mujahid asal indonesia yang syahid di bumi kafir Filipina,karena ikut dan mendukung aktifitas jihad kelompok jihad Abu Sayaf kala itu,satu kelompok minoritas di Filipina sana yang berjuang untuk mendapatkan hak-hak kaum muslimin.





Kelahiran putra kami yang ke tiga inilah awal kami berdua mendapatkan hidayah untuk mempelajari sunnah dan menegakkanya,sedikit susah di awal waktu kalau itu,apalagi kondisi lingkungan dan keluarga besar kami saat itu tidak begitu merespek dengan hal-hal yang sedikit asing buat mereka,apalagi dengan sedikit isu terorisme yang di hembuskan aparat pemerintah,membuat kami sedikit terkucilkan waktu itu,akan tetapi Alhamdulillah,..Ibu,saudara dan keluarga yang lain mau kembali berinteraksi dengan kami dan kami semakin semangat untuk selalu mempelajari sunnah ini dan menegakkannya serta berusaha untuk ikut juga menyebarkannya ke seluruh umat ini,..insya Allah.....

Saya juga sering memanggilnya Ibnu Assayev,nama itu agak asing dan saya tidak tahu apa maksud dari nama itu,saya memanggilnya seperti itu karena sering membaca buku-buku catatan materi ta'limnya yang selalu ada nama itu setiap akhir dia mencatat,sedikit informasi kalau dari catatan ta'lim tersebutlah saya menjadi tertarik untuk ikut belajar agama bersama suami ku ini,saya juga tidak tidak pernah bertanya apa maksud dari nama itu,karena saya dasarnya tidak peduli dengan nama yang menjadi penggilannya,saya hanya tahu dia adalah sosok yang Allah berikan ke pada saya sebagai anugrah yang terbaik yang Allah berikan.

Dan sekarang ini Beliua tidak berada di sisi ku kami terpisah jarak 178 km lebih,karena beliau bekerja di sebuah perusahaan swasta di salah satu kabupaten di sulawesi selatan yaitu Bulukumba dan saya berdomisili di kabupaten Gowa,dan jarak antara keduanya kalau di hitung antara ibukota kabupaten itu ada di kisaran 178 km,itu belum di ukur jarak antara lokasi tempat kerja beliau dengan ibu kota kabupaten yang katanya berjarak lebih 50 km.

Jujur,.kalau ketidakadaannya beliau di sisiku,aku menjadi rapuh serapuh ranting pohon yang lapuk di makan usia,begitu rapuhnya sehingga titik air mata ini yang selalu menemaniku di kala aku di landa sepi dan kekosongan rasa.

Aku tak pernah takut menghadapi ujian hidup ini,tetapi aku hanya takut jika saat ajal datang menjemput entah dia atau saya yang lebih dulu,saya tidak punya cukup waktu untuk bisa menunjukan baktiku pada beliau suami ku  tercinta,.....

Hem,..sembari mendesir dalam hati,selalu berdoa untuk suami tercinta

Abi,.....I love you,...



salam santun dari Bunda Hasni

posted under | 1 Comments

Followers


Recent Comments